Bahagia di Sekolah

Beberapa hari ini, beredar video perisakan seorang mahasiswa berkebutuhan khusus dan siswi SMP oleh rekan mereka sendiri–yang cukup jadi kabar duka bagi dunia pendidikan kita. Siapa pun Anda yang masih percaya pada hidup yang baik, ketulusan nurani, meski kecewa melihat ulah anakanak usia sekolah itu yang cenderung brutal. Apa yang salah dari mereka? Siapakah yang bisa kita mintai pertanggungjawaban? Guru, orangtua, atau kah mereka?

Mari kita urut pikiran agar lebih runtut. Sebagian besar orangtua hari ini, lebih senang menyerahkan pendidikan anak mereka pada guru di sekolah. Bahkan para guru pun malah menyerahkan urusan belajar anaknya di sekolah lain. Sedikit sekali orangtua yang mau mengambil peran besar mendidik anakanaknya di rumah. Masalah bertambah runyam, dengan abainya orangtua pada pola belajar anak mereka di sekolah yang sarat tekanan mental, beban pikiran, dan tumpul olah rasanya. Pada hari kedua ini, Cerdik Cendekia mengajak para siswa memaparkan program yang mereka diskusikan bersama tentang Berbagi, Berbhakti, dan Berkarya. Kami ingin mereka jadi manusia yang utuh, dan tentu… BAHAGIA. []